Sudah sejak lama Jepara dikenal sebagai supplier perabot rumah tangga yang memiliki kualitas tinggi dengan desain yang sangat beragam. Meja, kursi, lemari, tempat tidur, meja rias, atau produk lain dengan model antik yang klasik hingga modern dan minimalis bisa Anda dapatkan.
Bagi Anda pecinta furnitur, baik perabot yang berdesain antik maupun modern, produk dariJepara wajib dikoleksi. Namun, sebelum memesan atau membeli salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia ini, ketahui fakta-fakta penting seputar kayu jati berikut ini.
Daftar Isi
Jenis Kayu Jati Jepara
Para pengrajin Jepara sejak dahulu memilih kayu jati yang memang dikenal sebagai kayu pilihan berkualitas premium. Namun, tahukah Anda bahwa kayu jati yang tumbuh di Jepara berbeda dengan kayu jati dari daerah lain?
Kayu jati Jepara merupakan jenis unggul karena dipengaruhi tempat tumbuh dan masa pertumbuhannya.Jepara merupakan kota pantai bercuaca panas. Di sini, pohonjati memiliki masa pertumbuhan yang lebih lamasehingga kayunya lebih padat, keras, kering, dan antirayap.
1. Kayu Jati Perhutani
Sesuai namanya, kayu jati Perhutani ditanam di hutan jati milik pemerintah. Dengan masa pertumbuhan hingga 20 hingga ratusan tahun dan pemeliharaan yang sangat intensif mulai dari pembibitan hingga perawatan menghasilkan kayu berkualitas tinggi.
Ciri kayu jati Perhutani adalah batangnya lurus dengan diameter besar, sangat awet, kuat, serat kayunya padat, tekstur dan warna kayunya hidup, kandungan minyak alaminya tinggi, dan kualitasnya terkontrol. Dengan karakter seperti ini, tidak heran jika harganya pun sangat tinggi.
2. Kayu Jati Rakyat
Kayu jati rakyat berasal dari pohon jati yang ditanam secara mandiri oleh masyarakat Jepara dan memiliki masa tumbuh 15–25 tahun. Karena kebanyakan tumbuh di lahan penduduk yang tinggal di kampung-kampung, kayu jati ini juga kerap disebut kayu jati kampung.
Karena tumbuh di lahan penduduk, kualitasnya sudah tentu tidak sebaik kayu Perhutani. Meskipun ditanam di lahan pribadi, para pemilik pohon jati tidak bisa seenaknya melakukan penebangan, tetapi wajib mendapat izin terlebih dahulu dari Perhutani.
3. Kayu Jati Emas
Pernahkah Anda mendengar nama kayu jati emas? Ya, jenis kayu jati yang satu ini memang cukup populer di Jepara dan daerah lain. Pohon jati emas banyak ditanam karena hanya perlu waktu 7–15 tahun sampai siap ditebang.
Dengan waktu pertumbuhan yang pendek, kualitas kayu yang dihasilkan tentu tidak sebaik kayu jati Perhutani maupun kayu jati rakyat. Kayu ini tidak terlalu awet dan kadar airnya tinggi. Kelebihan kayu jati emas adalah batang dan rantingnya lurus serta harganya lebih murah.
Grade Produk
Bukan rahasia lagi kalau Jepara memiliki harga jual yang tinggi sehingga membuat banyak orang yang ragu untuk membelinya. Untungnya, para pengusaha mebel di Jepara punya solusi bagi Anda.
Para pengusaha tersebut memproduksi mebel dengan grade atau tingkat kualitas yang berbeda. Meski sama-sama dibuat dari kayu jati, furnitur dari Jepara bisa dikelompokkan dalam tiga grade, yaitu grade A, B, dan Cdengan perbedaan sebagai berikut.
1. Produk Mebel Grade A
Inilah kategori produk furnitur yang paling tinggi karena dibuat dari kayu TPK Perhutani yang sudah memiliki diameter lebih dari 30 cm, tidak termasuk bagian pinggir kayu yang berwarna putih. Bagian kayu yang digunakan hanya bagian tengah dan dipilih yang tidak memiliki cacat.
Tak hanya kayunya, bahan finishing yang dipakai pun dipilih dari kualitas tinggi, yaitu nitrocellulose (NC) dan polyurethane (PU). Kedua bahan finishing ini memiliki karakter berbeda sehingga digunakan untuk tujuan berbeda pula.
Nitrocellulosesangat mudah meresap ke dalam serat kayu sehingga permukaan mebel masih memperlihatkan serat alami bahkan pori-pori kayu. Karena itulah, NC digunakan pada produk mebel klasik yang berpenampilan antik.
Polyurethaneadalah bahan pelapis akhir yang memberikan efek glossy dan tahan segala cuaca layaknya cat mobil mewah. Bahan ini digunakan melapisi produk mebel yang biasa ditempatkan di luar ruangan.
2. Produk Mebel Grade B
Produk furnitur Jepara level kedua atau grade B dibuat dari kayu rakyat berdiameter 25–35 cm di luar bagian pinggir kayu yang berwarna putih. Adapun bahan finishing yang digunakan adalah nitrocellulose (NC).
Seperti telah disinggung sebelumnya, kayu jati rakyat memiliki kualitas di bawah kayu Perhutani, tetapi masih jauh lebih unggul dibandingkan kayu jati biasa, apalagi kayunya dipilih yang berdiameter besar alias sudah cukup tua.
Dengan grade B ini adalah produk ideal yang sering direkomendasikan para pengusaha atau pemilik toko furnitur. Dari segi kualitas, produk grade masih bisa diandalkan, tetapi harganya moderat.
3. Produk Mebel Grade C
Bagi Anda yang ingin memiliki mebel terbaru tetapi dananya terbatas, produk grade C bisa menjadi solusi. Harga produk kategori ini cukup ekonomis karena dibuat dari kayu jati rakyat berdiameter kecil, yaitu antara 17–25 cm termasuk bagian pinggirnya.
Untuk menekan harga jual, bahan finishing pun dipilih yang ekonomis, yaitu melamine. Hasilnya akhirnya tampak belang dan garis batas antara bagian tepi kayu (berwarna putih) dengan bagian tengah (berwarna cokelat) masih terlihat.
Dilihat dari sisi keawetan, produk grade C juga tidak terlalu baik karena lebih mudah dimakan rayap. Kekurangan ini bisa disiasati dengan menggunakan finishing dan perawatan yang tepat, meskipun tidak menghilangkan risiko lapuk seratus persen.
Kisaran Harga Produk Furnitur Jati dari Jepara
Karena terdiri dari tiga tingkatan level kualitas, harga mebel pun sangat bervariasi, tergantung pada grade yang digunakan dan faktor-faktor lainnya. Berikut ini daftar kisaran harga mebel untuk beberapa jenis produk.
- Bufet dan credenza : Rp2 juta hingga Rp16 juta
- Lemari pajangan : Rp2 juta hingga Rp35 juta
- Sofa dan kursi tamu : Rp1 juta hingga Rp10 juta
- Tempat tidur : Rp3 juta hingga Rp15 juta
- Meja makan : Rp2 juta hingga Rp10 juta
- Lemari buku : Rp1,5 juta hingga Rp12 juta
Cara Membedakan Jati Jepara Asli dan Palsu
Selain mengetahui tingkatan kualitasnya, Anda juga harus tahu cara membedakan produk furnitur dari Jepara yang dibuat dari kayu jati asli dengan yang palsu. Bagaimana caranya?
Pertama, jika diketuk, mebel dari kayu jati asli akan menghasilkan suara yang berat (keras).
Kedua, mebel antik dari kayu jati yang betul-betul sudah tua memiliki permukaan tidak rata.
Ketiga, ukirannya sangat khas dan hanya bisa dikenali oleh orang yang sudah sering membeli mebel asli Jepara.
Dengan segala keunggulan yang dimilikinya, sangat wajar jika mebel menjadi produk yang tak hanya disukaidi dalam negeri, tetapi juga menjadi incaran para pencinta furnitur di luar negeri. Melalui ulasan di atas, semoga Anda tidak ragu lagi untuk mengoleksi furnitur Jepara.